Gallery

Just tentang “Obsesi”

Obsesi menurut pengertian secara harfiah adalah keinginan yang menggebu atau bisa diartikan mimpi mimpi yang terpendam yang perlu realisasi mimpi.

Ketika salah seorang guru saya menanyakan, “Sebenarnya apa obsesi yang kamu cari untuk mempelajari ilmu ini lebih lanjut?” 

Sebenarnya sebagai seorang murid, diri saya pun kebingungan untuk menjawab berondongan berbagai pertanyaan yang menurut saya perlu waktu waktu “berpikir” juga untuk menjawab pertanyaan itu.

Obsesi berbagai lahan kehidupan bagi setiap individu tentunya berbeda beda. Mungkin lebih tepatnya, apa yang dia niatkan sesuai apa yang dia dapatkan.

Bahwasanya hanya mengikuti aliran air yang mengalir, bahwa “panggilan hati” lah jawaban nya. 

Menyukai setiap tantangan adalah hobby. Tapi beriringan dengan “ketenangan” juga. Menyukai berbagai macam aktifitas yang mengeluarkan pemikiran dan tenaga adalah suatu kepuasan tersendiri. Membangun “good relationship” dengan berbagai akademika adalah kesenangan tersendiri.

Terbiasa dengan sistem pendidikan yang ketat membuat saya tidak bisa betah untuk berdiam diri. Aktifitas dengan Al Qur’an harus teatap saya jaga meskipun aktifitas 80% berkutat di dunia Swasta.

Meskipun kesibukan dengan pekerjaan seharusnya tidak menyurutkan tekad dan semangat saya untuk terus menuntut ilmu dari para Mufassir Al Qur’an. Ada “ketenangan hati” ketika mengemban tugas khusus “Penjaga Al Qur’an”…Menilai segala sesuatu dari sudut pandang positif merupakan salah satu efek dari kedekatan dengan Al Qur’an. Hati kita otomatis terjaga karena kita “menjaga kalam-Nya”

Obsesi lebih harus mengarah ke nilai nilai positif. Sebagai Muslim harus menjadi Muslim yang tangguh, meskipun dimanapun aktifitasnya, maka seharusnya seorang Muslim bisa menjalankan peran peran positif dalam bermasyarakat. Apapun background pendidikan kita, tapi dasar “keimanan” harus selalu terjaga sehingga sikap Ihsan dari seorang Muslim.

Jika sekiranya semua Muslim dunia telah mengaplikasikan Ihsan ini, maka tak pelak kejayaan Islam pun InsyaAlloh akan bisa diraih kembali. Penguasaan berbagai macam ilmu sangat diperlukan, bekal yang tak akan pernah “mati”.

 

 

Jakarta, 29 Maret 2012