Istilah Public Speaking memang sangat dekat dengan profesi orang orang yang bergelut di bidang komunikasi. Dunia Public Speaking menjadi sangat dibutuhkan oleh semua praktisi ilmuan maupun seniman. Ilmu komunikasi yang menyampaikan gagasan dari otak memang wajib dipelajari. Bagaimanapun juga, ilmu sosial itu wajib untuk memelajari ilmu public speaking. Perpaduan yang apik antara ilmu eksak dan ilmu komunikasi akan menghasilkan sebuah kolaborasi yang sempurna. Kok bisa?. Para praktisi ilmuan akan bisa menyampaikan ide dalam pikiran mereka lewat bahasa verbal, sehingga bisa ditangkap oleh khalayak ramai.
Banyak diantara kita yang masih merasa kesulitan untuk mengapresiasikan bahasa yang mengalir dari ide atau sebuah pikiran. Banyak yang merasa bahwa mereka merasa yakin akan suatu ide, tetapi permasalahannya untuk menyampaikan hal tersebut ke orang lain masih merasa gelagapan. Jika kita melihat sosok Becky Tumewu yang sudah lama berkelana dalam dunia speaking, maka sepanjang acara maupun seminar yang dibawakannya tidak akan pernah ngeboring-in. Kepiawaian nya dalam mengolah nada bicara dan pengetahuan nya yang luas memberikan daya tarik tersendiri dalam membawakan suatu acara.
Itulah yang mengilhami dia untuk mendirikan sebuah sekolah Public Speaking yang dikenal dengan Talk-inc, atu Talk incorporation. Public speaking menjadi cabang ilmu yang wajib dipelajari bagi semua praktisi bidang eksak dan sosial. Ilmu ini membantu dalam penyampaian maksud dengan bagus dan tertata dengan baik, tentu saja tidak membosankan para pendengar, memberikan kesan yang tertanam pada para lawan bicara.
Biusan Public speaking ini telah membangkitkan suara suara hati, Â seolah olah membangunkan keinginan yang terlelap. Bergaul dengan sahabat sahabat yang begitu komunikatif telah memancing saya untuk berbicara dengan hati sekali lagi. Kecintaan saya dengan speaking memang telah ada sejak bangku Aliyah. Tanpa disadari, studi komunikasi yang saya ambil kali ini mengantarkan saya pada karakter karakter yang telah senior, dimana pengalaman mereka sangat handal dalam bidang komunikasi.
Memang tak bisa dipungkiri lagi, pengaruh dari beberapa sahabat ini telah berhasil membuat saya keluar dari cengkeraman kandang yang memenjarakan kreatifitas saya selama ini. Terjun dalam dunia sosial yang luas telah memberikan rasa atau lebih ke passion tersendiri. Karakter saya yang tidak terlalu menyukai hal bersifat monoton seolah olah terobati dengan berbagai aktifitas seminar dan diskusi yang rutin diselenggarkan kampus tempat saya mengambil Magister Komunikasi Islam ini.
Pertama tama memang sempat merasa down serendah rendahnya. Nyali pun menciut ketika saya bertemu dengan orang orang dengan high capability ini. Komunikasi mereka begitu bagus. Saya bisa melihat ini dari tajamnya sorot mata mereka. Seakan akan ketika mereka berbicara, panggung dan audience adalah di bawah kendali mereka. Gaya dan pembawaan mereka yang begitu nyantai dan mengalir telah mampu memberikan energi positif kepada siapapun yang menjadi lawan bicara mereka.
Adalah mutlak bagi pembicara itu untuk membuat dirinya se-nyaman mungkin. Berkata dari hati, mengalir dan jujur adalah faktor yang membantu suksesnya setiap acara yang kita bawakan. Kita harus bisa memegang kendali, bukan sebaliknya, kendali yang mengontrol kita. Be your self !!. Itulah kata kata mutiara dari pembicara pembicara handal yang sukses memegang acara acara seminar dan talkshow.
Terciptanya komunikasi yang bagus bukan sesuatu yang instan. Semua itu harus dilatih dan terus diasah. Mempunyai skill komunikasi yang bagus merupakan harta yang menurut saya paling berharga. Karena dari sisi komunikasi yang bagus, kita bisa mengeluarkan label diri kita yang open mind, hangat dan mudah bergaul.
Tak jarang ketika kita hadir dalam suatu forum atau suatu kajian ilmiah, dimana seorang speakernya adalah expert di bidangnya. Tapi apakah yang terjadi ketika si pembicara ini tidak mampu menyampaikannya ke para peserta forum itu?, sementara sejuta mata sudah tertuju pada one point, menatap mata si pembicara.
Jika para peserta ini tidak blend dengan pembicaranya, maka yang akan terjadi 10 menit kemudian adalah mati gayanya peserta forum. Ada yang mendadak autis BBM-an, menguap, ngobrol dengan sebelahnya atau bahkan mungkin ketiduran layaknya anggota dewan yang tidur di kala rapat. Loh, jadi ada kaitannya dengan sidang dewan yang monoton telah membuat peserta dewan terlelap dalam mimpi mimpi mereka. Hmmm, percayalah saya salah kali ini. :). Permasalahan rakyat itu akan menjadi monoton jika tidak ada pemecahnya.
Pembicara yang aktif yang merasa never losing lah yang akan terus mencari ide ide kreatif dan melakukan riset dalam teknik pembicaraan nya. Oke, kembali ke acara forum tadi. Nah, disini 10 menit saja sudah terjadi kejadian salah tingkah yang overlimit dari pesertanya. Saya yakin dalam 20 menit ke depan, hanya satu yang ada dalam pikiran mereka. Begini, “Aduh, kapan sih ini akan berakhir?.” Saya jamin, karena saya juga pernah mengalami beberapa forum yang memang kebetulan pembicaranya monoton. 🙂
Sekali lagi, public speaking itu bukan bawaan lahir. Atau bahkan bakat turun temurun. Tapi lebih ke pengasahan kemampuan pribadi yang terus menerus dilatih dan diasah. Ada yang bilang, “Itu karena si A sudah ada keturunan penceramah atau si A itu memang sudah mengambil kuliah jurusan Komunikasi”. Ini tidak menjadi jaminan, karena komunikasi ini terlatih karena interaksi sosial yang bagus.
Terlibat dalam forum yang monoton membuat saya banyak mengambil hikmah dari forum tersebut. Membuat saya banyak berlatih menyatukan diri dengan lawan bicara ketika diskusi. Tema bicara kita yang blend dengan lawan bicara akan membuat diskusi itu sendiri bernyawa. Kuantitas interaksi yang perlu dilatih dan terus diasah menjadi kunci utama terbentuknya pembicaraan yang hangat.
Setidaknya mempunyai kemampuan speaking yang bagus harus dimiliki oleh para pemuka agama. Masa iya, setiap acara khutbah jum’at, hampir dipastikan 80% jamaahnya tertidur pulas, walapun si penceramah menyampaikan dalam semangat berapi api. Hal ini lah yang sangat disayangkan. Jika khutbah jum’at tersebut disampaikan oleh pemateri yang memahami betul teknik speaking, maka saya rasa materi yang disampaikan akan lebih melekat dan bahkan menjadi suntikan motivasi bagi para jamaahnya.
Jangan sampai si penceramah akan muncul menjadi pembicara, kontan jamaahnya bilang,” Haeduhhh ini lagi..ini lagi…. Nggak bosen bosennya sih, kapan diganti0 sih pembicaranya?.” Jika hal ini terjadi, fatal dah. Ini jamaahnya sudah kagak niat dari awalnya untuk dengerin ceramah, nah bagaimana kelanjutannya?. Jangankan 10 menit, penceramah naik mimbar baru 1 menit saja si jamaah udah molor terbang ke awang awang. Kita jadi inget bahwa jamaah itu mengkritik iya, memang itu hak mereka untuk memberikan kritik. Tapi, pembicara harus lebih kritis lagi menanggapi mereka.
Proses belajar yang tak mengenal lelah dalam ilmu komunikasi itu perlu dipahami dan dipraktekkan. Setidaknya itulah yang membuat saya jatuh cinta lagi dengan dunia komunikasi saat ini. Bergaul dengan sahabat sahabat yang hangat dan motivasi, tak jarang mereka memiliki sisi humoris yang tinggi. Membuat saya benar benar terperangkap dalam alur pembicaraan mereka.
Alangkah lebih baik lagi jika kita pemuda pemuda negeri ini menjadi pribadi yang hangat dan juga memiliki mata komunikasi yang oke. Menjadi semangat yang terus membangun dan ingat, bahwa siapapun bisa memelajari ilmu ini. Siapa yang nggak kepengen menjadi pribadi disukai ketika bergaul?. Sehingga kita benar benar memiliki label ‘jaminan mutu nieh!’. 🙂
-6.211544
106.845172