Menjaga Hafalan tak semudah menjaga cinta

Menjaga Hafalan tak semudah menjaga cinta

Judulnya gitu amat?. Lha iya bener.
Pusingnya putus cinta paling muter sebatas patah hati. (apa bedanya…?)

Kalau sampe putus hafalan Quran nya, bisa begadang berhari berhari, sampe sampe ndak doyan sarapan pagi.

Tentunya, ya ini untuk kamu yang mulai menghafal dan buat yang menjaga hafalan. Penting. Harus banyak banyak mikir dan tafakkur (apa bedanya juga mikir sama tafakkur). Sebelas dua belas lah. Waktu yang dijalanin sama yang namanya pasangan abadimu (Qur’an) harus sangat sakinah. Mengatur waktu yang cerdas.

Disetiap ujian itu ada karunia dan pun sebaliknya, di setiap karunia itu ada ujian. Hidup itu ya tempatnya ujian. Kalau ndak mau ujian ya ndak usah hidup. Hehehe.

Hidup itu ya memang sekali. Justru cuma sekali, tentunya jangan disia siain. Apalagi banyak nge-galau istilahnya anak anak jaman sekarang. Apalagi yang lagi punya niat ngebet banget pengen ngafal Qur’an, tidak ada kamus kata GALAU.

Yuk, siapapun kamu, apapun sekolahmu, dan apapun cita citamu, jadikan al Qur’an pasangan jiwamu. Karena dia satu satunya sahabat yang tak akan pernah meninggalkanmu. Dia membantu dan mendampingimu dalam keadaan apapun. Kalau kamu sakit dia akan menenangkanmu, jika kamu dapat rejeki nomplok, dia akan mengendalikanmu.

Jangan menua sebelum berkarya dan membawa manfaat untuk yang lain.

Assalamu’alaikum Japan, Part. 1

Assalamu’alaikum Japan, Part. 1

SURPRISE !

“Alhamdulillaaaah…..Alhamdulillaaaah…Alhamdulillaaah..”

Aku mengucap syukur yang tiada henti henti ketika akhirnya Allah mengizinkan aku untuk mengunjungi dan menapakkan kakiku di tanah Nya yang lain. Jepang. Ah, rasanya masih ingat beberapa tahun yang lalu, semester akhir kuliah aku belajar Nihon go!. Aku tidak menyangka akhirnya anak kampung yang dungu bisa nyampe juga di negeri matahari terbit tanpa dugaan, yang awalnya seperti malas saja, karena sudah tidak minat.

Tak henti hentinya aku ucap syukur ketika pesawatku mendarat dengan selamat di Haneda International Airport. Kuucapkan, Assalamu’alaikum Japan !.

IMG_0821

Akhirnya aku sampai juga di negeri impian yang terlupakan. Penerbangan 7 jam membuatku melupakan kepenatan yang ada. Semuanya tergantikan dengan rasa kagumku setelah mendarat selamat di Tokyo.

Entah mengapa, begitu sampai di Tokyo ada keinginan yang tiba tiba muncul. Aku ingin mengunjungi Masjid disini, Aku bergumam sendiri. Aku ingin lebih mengetahui sisi lebih dalam bagaimana kehidupan muslim di negeri sakura ini.

Setelah puas beristirahat, selang kedatanganku tepat dengan Hari raya Idul Adha, 6 Oktober 2014, aku bertekad untuk mengunjungi salah satu masjid terbesar di Jepang, yaitu Masjid Camii, Tokyo.

Setelah shalat dzuhur, kebetulan cuaca juga bersahabat, aku memutuskan untuk memulai perjalanan. Berbekal petunjuk Hyperdia yang terpercaya, 🙂 akhirnya aku sampe juga di Masjid ini, walaupun full of confused. Bingung karena sistem transportasi di tempat ini bagusss bangeeettt.

Masjid Camii terletak dekat dengan Stasiun Yoyogi Uehara. Sangat dekat. Hanya berjalan kaki sekitar 10 menit. Aku memutuskan IMG_0146 untuk mengunjugi Stasiun Tokyo terlebih dahulu. :). Dan sekali lagi, aku terkagum kagum seperti anak desa yang baru mengunjungi tempat yang sangat bagus, dimana menjadi salah satu yang beruntuk, aku berada di sini.

Seni arsitektur dari gedung stasiun Tokyo sangat megah. Satu hal yang harus dilakukan disini. Berfoto !. Norak ya….Emaaaanggg..:p.

Karena aku baru pertama kali mengunjungi negeri ini, pantes agak ding dong sama arah utara selatan. Maka dari itu, setiap pergi kemana mana harus membawa barang wajib, PETA.  Merasakan atmosfir yang baru, menjadi hal yang “berbeda” dengan negeri asal. Pengalaman yang tak terlupakan.

???????????????????????????????

Menggapai stasiun Yoyogi Uehara lumayan dibutuhkan kesabaran. Ternyata cukup jauh juga. Tapi, setelah sampai di tempat ini, capeknya perjalanan terbayar sudah.

Setelah berpuas puas mengambil foto sana sini dengan style jeprat jepret amatir, maka aku pun memutuskan untuk segera berangkat lagi dengan Eki yang sudah tersusun rapi jadwal keberangkatan nya.

Kereta yang nyaman dengan penumpang yang tidak horor, membuatku menjadi nyaman. Entah mengapa, kebiasaan penumpang di sini lebih aku sukai daripada tabiat penumpang penumpang di negeri sendiri. 😦

Setelah sekitar 30 menit dari Tokyo (kurang lebih ya…), karena di setiap stasiun banyak jeprat jepret yang nggak jelas juga. :p. sampailah di Stasiun Yoyogi Uehara. Stasiun ini  adalah stasiun yang paling dekat dengan Masjid Camii. Meskipun pada awalnya sempat nyasar sedikit sedikit.

*****

Be Continued from Yoyogi Uehara for next

#Udah keburu sore 😀

IMG_0206

Takrir More

Takrir More

“Butuh waktu yang lama untuk melekatkan hafalan di kepala. Semuanya butuh proses dan keistiqomahan.” Ujar salah satu pembimbing senior ini.

Memang tidak mudah untuk membuat hafalan itu benar benar lekat dalam ingatanku. Terlalu banyak alasan kesibukan yang dijadikan senjata. Segala macam teori yang dibaca tanpa praktek itu akan menjadi sia sia saja. Juga tanpa partner pengulangan juga pun akan menjadi kendala.

“Aku banyak kesibukan…”

Salah satu alasan yang manjur yaitu SIBUK. Semakin kita berusaha untuk menambah kualitas hafalan ini, maka godaan malas itu sangat rentan. Maka dari itu, niat yang sungguh sungguh dan senantiasa berdoa menjadi kunci utama dalam aktivitas kita.

 

***

Bersyukurlah, engkau disibukkan dengan urusan kitabullah, bukan dengan yang lain. Kesibukan yang memberikan ketenangan dan anugerah yang luar biasa. Menguatkan iman. Memperbaiki akhlak. Mengharap ridho Allah dan jannah Nya.